Thursday, September 26, 2013

Pengolahan Hasil Utama Peternakan (pendahuluan)

Salam,

Pada posting sebelumnya, mengenai Beternak (untuk) Menuju Hidup Mulia, kita secara ringan disuguhkan mengenai gambaran umum potensi usaha peternakan secara umum (agribisnis peternakan). Satu sektor peternakan ternyata ditopang oleh komponen yang masing-masing masih memiliki potensi bisnis yang sangat luas. Salah satu dari lima komponen tersebut akan kita kupas sedikit demi sedikit pada postingan berikut ini. Komponen yang akan kita kupas yaitu tentang downstream (area hilir/pasca panen).

Berbicara mengenai agribisnis peternakan hilir, kita akan banyak berbicara mengenai pengolahan hasil (utama, ikutan dan limbah) peternakan. Hasil utama agribisnis ternak lebih mudah dicontohkan dengan susu, telur, madu, daging dan bulu (kulit) yang dihasilkan oleh ternak, tentu saja saat membicarakan hasil utama ternak, dalam bisnis, kita tidak mengikutsertakan "hasil jasa" yang bisa dilakukan oleh ternak sebagai hasil utama (misalnya kemampuan membajak sawah atau mengangkut hasil bumi dan lain sebagainya). Bahkan dalam kitab suci juga telah disebutkan bahwa, Tuhan telah menundukkan hewan-hewan bagi manusia, untuk dapat digunakan sebagai tunggangan (kendaraan) dan sebagian lagi menjadi makanan bagi manusia. Bagaimana sebetulnya asal muasal (metode) beternak hewan? Metode beternak hewan (domestikasi hewan), menurut sejarah, mulai dilakukan manusia setelah manusia purba mulai hidup berdiam di suatu tempat (tidak lagi hidup berpindah). Sejak saat itu, hewan ternak dipelihara untuk dapat diambil hasil utamanya. 

Selain hasil utama, hewan ternak juga dapat memberikan hasil ikutan, yang juga masih bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Hasil ikutan (by products) dibagi menjadi hasil ikutan yang bisa dimakan (edible) dan tidak bisa dimakan (inedible). Sebagian besar hasil ikutan ternak salah satunya adalah jerohan (offal). Hasil ikutan lainnya adalah kulit, tulang, darah, dan lemak. Beberapa hasil ikutan ternak juga bisa memberikan nilai ekonomis yang sangat tinggi misalnya rennet yang dipakai dalam industri pembuatan keju.

Hasil hewan ternak yang terakhir adalah hasil limbah. Hasil limbah ternak adalah kotoran ternak (faeces) dan juga air hasil pencucian peralatan peternakan, kandang, maupun air cucian proses pengolahan hasil utama/ikutan ternak. Saat ini, bahkan hasil limbah ternak pun masih bisa memberikan manfaat yang luas bagi manusia. Salah satu yang telah dikembangkan adalah pengolahan biogas asal kotoran ternak. Lainnya adalah pengolahan menjadi pupuk kandang atau kompos, yang diolah bersama dengan limbah organik lainnya.

Pengolahan pasca panen hasil peternakan dalam sejarah manusia ternyata lahir dari sebuah hal kebetulan. Alih-alih ingin menghangatkan diri dengan api unggun yang manusia buat, ternyata daging hasil ternak yang diletakkan tidak jauh dari bara api mengeluarkan aroma yang sedap. Inilah kali pertama diduga manusia kemudian melakukan rekayasa pengolahan hasil ternak dalam hal pangan. Pengolahan hasil peternakan yang berupa kulit/bulu ternak, sejak zaman manusia purba pun juga telah dilakukan. Bulu ternak/hewan dipakai oleh manusia zaman dulu sebagai pakaian untuk menghangatkan badan. Saat  ini pengolahan pasca panen hasil peternakan (baik utama, ikutan, maupun limbah) sudah sangat jauh berkembang dan lebih rumit. Namun, sebetulnya secara umum pengolahan hasil peternakan terutama ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut, yaitu menambah nilai ekonomis, menambah manfaat, mengawetkan, memberi nilai estetis, menambah citarasa, dan lainnya.

Pada posting berikutnya akan kita ulas lebih detil tentang pengolahan hasil peternakan dalam rangka memberi nilai lebih kepada agribisnis hilir peternakan. Semoga bermanfaat.

Monday, September 9, 2013

Beternak Menuju Hidup Mulia

     Bisnis peternakan atau yang dikenal sebagai  Agribisnis Peternakan telah lama dikenal dan dikelola oleh manusia. Bahkan dapat dikatakan sebagai olah budi manusia (budaya) awal. Beberapa kisah nabi dan sahabat nabi menyatakan bahwa pekerjaan mereka adalah beternak. Bahkan tidak sedikit nama surat dalam kitab suci adalah nama hewan ternak, termasuk kisah tentang ternak tersebut.
     Tidak dapat dipungkiri bahwa peternakan menjadi bagian penting dari kehidupan manusia, tidak hanya sebagai bahan pangan, tapi juga sandang. Peternakan secara pokok berbeda dengan pertanian, perkebunan, atau perikanan sehingga memerlukan penanganan dan perhatian tersendiri. Peternakan merupakan bentuk lanjutan (advanced) dari pertanian. Peternakan melibatkan dan menggerakkan aspek ekonomi yang lebih besar daripada agribisnis lainnya.
      Dalam agribisnis, sektor peternakan ditopang oleh 5 komponen agribisnis, yaitu up stream (hulu), on farm (budidaya), down stream (hilir), supporting (bisnis pendukung), dan sarana produksi. Pada up stream (hulu) berkaitan dengan bisnis bibit ternak dan pakan. On farm (budidaya) berkaitan dengan bisnis pembesaran atau produksi ternak. Down stream (hilir) berhubungan dengan bisnis pengolahan hasil ternak termasuk limbah. Supporting (penunjang) berkaitan dengan lembaga keuangan, transport, konsultansi, dan pengemasan. Sedangkan sarana produksi berhubungan dengan industri penyediaan alat dan mesin produksi untuk peternakan. Dapat dibayangkan, betapa besar dan berdayabangunnya peternakan.  Akan banyak sumber daya yang dapat didayagunakan dengan mengerakkan dan memajukan peternakan.
    Sehingga, dari hal-hal tersebut tidak berlebihan bila kita jadikan peternakan sebagai jalan menuju kemuliaan kita sebagai manusia, mengapa demikian :
1. Peternakan dicontohkan oleh para nabi dan sahabat
2. Peternakan merupakan olah pikiran manusia yang  merupakan bentuk ilmu yang 
    bermanfaat
3. Peternakan menggerakkan sumber daya ekonomi
4. Peternakan menjaga kelestarian hewan dan tumbuhan
5. Peternakan menghidupkan sektor bisnis lainnya
Mulai saat ini mari cintai peternakan. Dan berusaha terlibat di dalamnya agar hidup kita mulia... Amin.